Males atau malas itu memang manusiawi. Lumrah semua orang mungkin pernah memiliki rasa malas. Tapi jika malas hinggap di tubuhmu. Apakah kamu mau di sebut pemalas? "Masih lama deadline-nya," "Satu Minggu lagi santai!" "Dua hari lagi loh deadline," ucap temannya mengingatkan "Masih ada satu hari lagi," jawab hati yang lain. "Jangan lupa besok dikumpulin," "Nanti malem gua kebut satu jam beres," ucap hatinya lagi Malampun tiba sebut saja apel dengan entengnya masih bermain main. Tidur-tiduran di kamar. Hingga ketiduran. Dan besoknya ia lupa tak membawa tugasnya. "Mana tugasmu," "Astaga lupa ketiduran," jawab apel cengengesan "Apakah kamu pernah mengalami rasa males?" tanya apel padaku. "Iya pernah." jawabku. Kisah dari si apel pasti saya rasa pernah dialami kalian. Karena semua orang tak menginginkan rasa malas hinggap ditubuhnya? Tapi bagaimana rasa males itu muncul tanpa kit...
Sumber gambar: google Ketika sang siang seperti sore akibat warna awan hitam ke abu-abuan menutupi langit biru. Itu adalah proses ku. Proses bagai mana aku akan menapaki belahan bumi. Menjelajahi indahnya ciptaan Mu wahai Tuhan. Sudah lama aku tak menapaki bumi bagian selatan. Aku merindukannya. Merindukan mereka yang tak terlalu merindukanku. Di mana aku selalu mengisi hari-hari mereka. Juga karena saat itu aku selalu ada untuk mereka. Mungkin juga aku selalu mengisi hari-hari bumi pertiwiku. Sebut saja aku hujan. Itu panggilanku ketika si tanah membutuhkanku. Juga pohon-pohon yang merupakan penyemangat hidupku ketika aku mulai merintih. Aku tak merasakan sakit ketika mentari mengalah kepadaku. Aku dan sang surya terkadang beradu argumen. Mengenai perubahan sikap tanah kepadaku juga teman-temanku yang pergi satu persatu meninggalkanku. Manusia-manusia yang kala menghujatku saat aku bermain dengan tanah setiap hari. Para manusia membenciku entah apa penyebabn...