Langsung ke konten utama

Manisnya Dipandang sebelah mata

Setiap orang tentu mempunyai impian yang sangat besar. Bisa hidup enak, punya rumah sendiri, kuliah di luar negeri dengan beasiswa, naik jabatan, sekolah di SMA favorite, mendapat juara di tingkat provinsi. Namun, ketika seseorang ingin mencapai tujuan itu. Ia harus melalui proses dan liku-likunya. Ada berbagai rintangan yamg harus dilakukan untuk mencapai hal itu.

Ketika percaya diri dan keyakinan meningkat. Seseorang pasti di uji seperti cemoohan keinginan, remehan dari lingkungan sekitar bahkan cacian. Pujian menghilang seketika.

"Beneran kamu akan mendaftar dokter? Kamu tak cocok? Nilaimu saja segitu!"

"ini karyamu? Biar aku saja yang membuatnya."

Bahkan orang terdekat denganmu pun bisa memandang sebelah mata. Terkadang ada rasa sakit ketika diremehkan. Wajar seperti itukah. Tetapi jangan membuat hal itu berlarut berfikir jelek terhadap diri sendiri.

"Gimana tesnya lolos? Sudah tahap ke berapa?"

Dan ketika kamu menjawab tidak lolos. Seketika remehan muncul. Atau kamu menjawab lolos rasanya tak ada puasnya mereka menertawakannya. Pada hakekatnya semua orang pasti pernah dipandang sebelah mata bahkan sebaliknya memandang sebelah mata orang. Tetapi berkeinginan dipuji atau dibangga-banggakan.

Setiap orang juga pasti akan menghadapinya dengan berbagai macam cara. Manisnya dipandang sebelah mata sama sekali tidak ada manisnya. Tetapi ketika itu juga membuat bangkit. Berusaha memaksimalkan target itu.

Tak selamanya ketika dipandang sebelah mata justru berakhir jelek untuk seseorang. Justru malah membuat seseorang bisa termotivasi. Bekerja keras dalam mencapai target. Dan tamparan keras untuk melakukan perbaikan. Karena kita tidak tahu masa depan orang lain yang diremehkan bahkan masa depan diri sendiri.

Jadi, jika kamu tidak ingin dipandang sebelah mata. Jangan sekali kamu memandang orang lain dengan sebelah mata.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah

Mungkin saatnya Aku harus melupakan Racun jingga yang membuatku tergelak Pada dawai rindu Dia yang sekarang berbeda Membuat waktu terlewat sia-sia Memikirkannya Cukup Untuk ini saja Aku berhenti Berharap banyak Tapi Jika dia memang sudah di takdirkan Suatu saat nanti akan bersama Bersama dengannya Maaf Aku tak bisa memberi rangkaian Selain puisi ini Teruntuk kau di sana Wahai Bintang

Puisi : Jiwa yang Bangkit

Jiwa yang Bangkit  29 April 2016 Oleh : F N K Mentari bersinar menatapku  Tapak Kakiku terasa memburu Asa harapanku mengebu-gebu  Lihatlah angin memberikan balutan rindu Ku tatap langit indah menghiasi ruangan hati  Sesaat lintang tujuanku mulai berwarna Ingin sekali ku bersua Mengiringi langkah angin  Inikah yang dinamakan jiwa kebangkitan ku.