Langsung ke konten utama

Apakah rasa malas bisa dihilangkan?

Males atau malas itu memang manusiawi. Lumrah semua orang mungkin pernah memiliki rasa malas. Tapi jika malas hinggap di tubuhmu. Apakah kamu mau di sebut pemalas?

"Masih lama deadline-nya,"
"Satu Minggu lagi santai!"

"Dua hari lagi loh deadline," ucap temannya mengingatkan

"Masih ada satu hari lagi," jawab hati yang lain.

"Jangan lupa besok dikumpulin,"

"Nanti malem gua kebut satu jam beres," ucap hatinya lagi

Malampun tiba sebut saja apel dengan entengnya masih bermain main. Tidur-tiduran di kamar. Hingga ketiduran. Dan besoknya ia lupa tak membawa tugasnya.

"Mana tugasmu,"

"Astaga lupa ketiduran," jawab apel cengengesan

"Apakah kamu pernah mengalami rasa males?" tanya apel padaku.

"Iya pernah." jawabku.

Kisah dari si apel pasti saya rasa pernah dialami kalian. Karena semua orang tak menginginkan rasa malas hinggap ditubuhnya? Tapi  bagaimana rasa males itu muncul tanpa kita undang.

Ya, aku pernah mengalami rasa males, mager atau apapun itu. Tapi aku mencoba menimang-nimang jika aku tak bisa menghilangkan rasa males itu. Maka rasa males itu akan menggerogoti tubuhku. Hingga akan berakibat fatal. Karena rasa males saya akan menjadi kebiasaan.

Akhir-akhir ini saya bermusuhan dengan hp. Karena ia penyebab saya males. Bayangkan saja ketika saya bangun tidur mencari hp kemudian membuka jejaring sosial seperti Instagram, Twitter ataupun sejenisnya. Kemudian bersantai ria bersama handphone. Hingga akhirnya melupakan tugas yang ada.

Dan apakah rasa malas bisa dihilangkan? Jawabannya ya, rasa malas bisa dihilangkan dengan cara jangan menunda-nunda pekerjaan.

Toh, jika kamu ingin sedikit demi sedikit menghilangkan rasa malesmu. Maka kamu juga jangan menunda pekerjaanmu.

"Apel, Minggu depan kamu harus selesaikan laporanmu. Atasan akan melihat laporan keuangan yang dibuat kamu," ucapku pada apel.

Sehari kemudian si apel memintaku untuk menilai laporannya apakah masih salah atau tidak.

Jadi intinya jangan mengerjakan pekerjaan minus hari sebelum deadline.
Jika rasa males kamu menyerang segeralah bergegas mau mau mau jangan bilang nanti nanti nanti.

"Apel sini temenin ke caffe yuk,'" tanya temannya.

"Bentar aku mau belajar banyak pekerjaan," nah apel harus menjawab kalimat itu.

Karena jawabanmu tersebut yang membuat pikiranmu enggan menunda pekerjaan. Toh kembali pikiran kamu. Jika kamu menjawab iya rasa males akan menjadi pengontrol kamu.

Komentar

  1. Sama seperti kebiasaan pelajar, nunggu deadline baru dikerjain wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah

Mungkin saatnya Aku harus melupakan Racun jingga yang membuatku tergelak Pada dawai rindu Dia yang sekarang berbeda Membuat waktu terlewat sia-sia Memikirkannya Cukup Untuk ini saja Aku berhenti Berharap banyak Tapi Jika dia memang sudah di takdirkan Suatu saat nanti akan bersama Bersama dengannya Maaf Aku tak bisa memberi rangkaian Selain puisi ini Teruntuk kau di sana Wahai Bintang

Puisi : Jiwa yang Bangkit

Jiwa yang Bangkit  29 April 2016 Oleh : F N K Mentari bersinar menatapku  Tapak Kakiku terasa memburu Asa harapanku mengebu-gebu  Lihatlah angin memberikan balutan rindu Ku tatap langit indah menghiasi ruangan hati  Sesaat lintang tujuanku mulai berwarna Ingin sekali ku bersua Mengiringi langkah angin  Inikah yang dinamakan jiwa kebangkitan ku. 

Manisnya Dipandang sebelah mata

Setiap orang tentu mempunyai impian yang sangat besar. Bisa hidup enak, punya rumah sendiri, kuliah di luar negeri dengan beasiswa, naik jabatan, sekolah di SMA favorite, mendapat juara di tingkat provinsi. Namun, ketika seseorang ingin mencapai tujuan itu. Ia harus melalui proses dan liku-likunya. Ada berbagai rintangan yamg harus dilakukan untuk mencapai hal itu. Ketika percaya diri dan keyakinan meningkat. Seseorang pasti di uji seperti cemoohan keinginan, remehan dari lingkungan sekitar bahkan cacian. Pujian menghilang seketika. " Beneran kamu akan mendaftar dokter? Kamu tak cocok? Nilaimu saja segitu!" "ini karyamu? Biar aku saja yang membuatnya." Bahkan orang terdekat denganmu pun bisa memandang sebelah mata. Terkadang ada rasa sakit ketika diremehkan. Wajar seperti itukah. Tetapi jangan membuat hal itu berlarut berfikir jelek terhadap diri sendiri. "Gimana tesnya lolos? Sudah tahap ke berapa?" Dan ketika kamu menjawab tidak lolos. Seketika re...