Dia salah satu temanku. Nama panggilannya ichung, aku gak tahu kenapa asal mula dipanggil ichung. Pertama sebelumnya aku melihat nama itu di profil instagramnya. Dan hingga semua teman-teman packing memanggilnya ichung. Iya, dia adalah annisa gadis asal solo berlogat khas solo.
Pertama kali aku mengenalnya dia itu orangnya selalu senyum. Diajak bicara senyum, dibully tetep senyum jarang marah. Dia selalu minta pendapat waktu itu. Dan saling bertukar pikiran. Menurutku dia itu unik tentangnya yang ngefans banget sama wirda mansur. Hingga mengoleksi karya-karyanya. Dan ternyata dulunya punya ask.fm dan gara-gara wirda udah gak aktif di ask.fm diapun ikut-ikutan gak aktif. Sekilas tentangnya.
Awal mula bertemu dengan Annisa di sebuah tempat sebut saja x, berbeda satu minggu dengannya. Banyak cerita yang mengharukan dengannya. Aku tidak bisa melupakannya begitu saja. Tentang kehilangan kunci, tentang keinginan menikah, tentang buku-buku yang dibelinya dan segala memori tentangnya yang panjang. Dan ternyata ada salah satu buku yang sama yang kita miliki. Gak nyangka cerita ini akan jadi kenangan saja.
Ngomong-ngomong tentang keinginan annisa ingin menikah karena digodain oleh laki-laki setelah memarkirkan sepeda motornya. Satu hal lagi alasannya kenapa ingin menikah. Karena biar annisa ada yang jagain jawabnya. Sederhana alasannya.
Dan Kenalin gadis cantik kelahiran Pati.
Namanya Eni atau bisa disebut lenjeh. Jangan dipanggil cinta kalo hanya untuk di php saja. Dia yang paling lenjeh di antara kita. Ngomong-ngomong kisah tentangnya. Yang lagi pedekate dengan seseorang saat itu. Tentang hubungannya yang masih gantung dan belum ada kepastian. Yang terkadang galau gara-gara seseorang. Entah hingga kini apakah masih belum ada kepastian atau sudah.
Kuharap kamu menemukan dengan seseorang yang mampu menjadi imam yang baik kelak.
Dia suka sama film aksi yang hampir mirip denganku. Pertemuanku dengannya hampir mirip pertemuanku dengan ichung. Logat Patinya yang terkadang aku tak mengerti ketika dia berbicara jawa. Karena bicaranya yang alus. Tapi walaupun itu aku memahaminya.
Eni dan Anisa, mereka adalah dua gadis hampir mirip tapi berbanding balik. Mereka sama-sama mengenakan kacamata yang membuat mereka terkesan manis. Jika aku menceritakan tentangnya tidak akan ada habis tulisan ini. Cukup sampai di sini saja aku menuliskan tentangnya. Karena rindu memang berat. Jadi cukup sampai di sini saja. Biar rindu menjadi kenangan saja.
Semoga suatu saat nanti di tahun selanjutnya bisa bertemu dengannya lagi. Rasanya aku merindukan tentang-tentang itu. See u next time
Komentar
Posting Komentar