Langsung ke konten utama

Sudah

Mungkin saatnya
Aku harus melupakan
Racun jingga yang membuatku tergelak
Pada dawai rindu
Dia yang sekarang berbeda

Membuat waktu terlewat sia-sia
Memikirkannya
Cukup
Untuk ini saja
Aku berhenti
Berharap banyak
Tapi
Jika dia memang sudah di takdirkan
Suatu saat nanti akan bersama
Bersama dengannya

Maaf
Aku tak bisa memberi rangkaian
Selain puisi ini
Teruntuk kau di sana
Wahai Bintang

Komentar

  1. Casino Site - Lucky Club Live
    Welcome to Lucky Club - the home of online 카지노사이트luckclub casino games including progressive jackpot, baccarat, roulette, keno and much more! Join today to get a 30% deposit bonus!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : Jiwa yang Bangkit

Jiwa yang Bangkit  29 April 2016 Oleh : F N K Mentari bersinar menatapku  Tapak Kakiku terasa memburu Asa harapanku mengebu-gebu  Lihatlah angin memberikan balutan rindu Ku tatap langit indah menghiasi ruangan hati  Sesaat lintang tujuanku mulai berwarna Ingin sekali ku bersua Mengiringi langkah angin  Inikah yang dinamakan jiwa kebangkitan ku. 

Manisnya Dipandang sebelah mata

Setiap orang tentu mempunyai impian yang sangat besar. Bisa hidup enak, punya rumah sendiri, kuliah di luar negeri dengan beasiswa, naik jabatan, sekolah di SMA favorite, mendapat juara di tingkat provinsi. Namun, ketika seseorang ingin mencapai tujuan itu. Ia harus melalui proses dan liku-likunya. Ada berbagai rintangan yamg harus dilakukan untuk mencapai hal itu. Ketika percaya diri dan keyakinan meningkat. Seseorang pasti di uji seperti cemoohan keinginan, remehan dari lingkungan sekitar bahkan cacian. Pujian menghilang seketika. " Beneran kamu akan mendaftar dokter? Kamu tak cocok? Nilaimu saja segitu!" "ini karyamu? Biar aku saja yang membuatnya." Bahkan orang terdekat denganmu pun bisa memandang sebelah mata. Terkadang ada rasa sakit ketika diremehkan. Wajar seperti itukah. Tetapi jangan membuat hal itu berlarut berfikir jelek terhadap diri sendiri. "Gimana tesnya lolos? Sudah tahap ke berapa?" Dan ketika kamu menjawab tidak lolos. Seketika re...