Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Sesuap beras

Ketika aku berjalan melihat jalanan Yang banyak di huni para peminta Tapi di sini Kau tak menyadari Kau menghamburkan nasi Membuang sisa makanan yang teracuhkan Bila mana ingat itu Aku prihatin terhadap orang-orang yang lebih memilih menghamburkan uang Sungguh mata ini hanya bisa menahan pedihnya hidup Kala itu aku masih memandangi jalanan Di sana aku melihat anak kecil Diminta ibunya untuk meminta-minta Tapi mereka Dengan gampangnya membeli hal yang tak perlu Rentang waktu,  jarak,  jalan kaki Mereka tak menyerah Mereka membutuhkan sesuap beras Juga garam sebagai perasa Sekuntum peluh menodai wajah mereka Bekerja pontang-panting tiap senja Hati kecilnya tak pernah menyerah Mereka tak fakir ilmu Pada hakikatnya mentari sebagai penanda waktu Bahwa ia kembali ke rumah Februari 2018 Oleh: Fitri Nur Khotimah

Hal kecil yang disepelekan

Pernahkah kamu berfikir? Ketika kamu bisa makan. Ketika kamu bisa minum. Tiba-tiba makanan yang kamu makan di buang karena kamu tak menghabiskannya. Pernah kalian berfikir? Di sana ada banyak orang yang membutuhkannya sesuap nasi. Ketika kamu tak menghabiskan setengah dari piring itu.  Lalu membuangnya tanpa melihat bahwa ada orang yang di bawahmu membutuhkannya.  Nasi yang kau buang selama ini sangat berguna. Ada yang pontang-panting mencarinya dengan sekuat tenaga.  Ada yang menghabiskan berhari-hari untuk mencari sesuap nasi.  Jujur saja akupun pernah mengeluh soal makanan.  Tapi lambat laun aku sadar.  Bahwa makanan apapun yang kamu makan entah rasanya enak atau sangat tidak enak. Jangan pernah kamu menghina rasa makanan. Seburuk-seburuknya. Apapun rasa makanan jika orang benar-benar membutuhkannya ia akan memakannya. Mulailah berfikir yang lebih baik.  Jangan menghambur-hamburkan makanan walau hanya sedikit.  Itu bukan berarti pelit. ...